Dalam
wahyu 12 : 10 iblis digambarkan sebagai “pendakwa saudara-saudara kita, yang
mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.” Kata Ibrani untuk iblis
yaitu Diabolos yang berarti
pemfitnah, pendakwa palsu.” Pernyataan klasik tentang setan sebagai pendakwa
palsu ditemukan dalam kitab Ayub ( 1 : 6-12; 2 : 1-5 ). Dan penglihatan yang
dicatat dalam Zakharian 3 : 1-10. Setan berdiri di sebelah kanan Yesus untuk
mendakwa Yosua. Allah tampaknya memberi hak istimewa ini sehingga kasih
karunia-Nya bagi orang-orang berdosa makin besar.
Karena
ia membenci mereka yang tidak percaya pada kebohongannya, setan mendakwa
Kristus dan semua orang yang mengikuti-Nya. Karena ia menyangkal kebaikan
ciptaan Allah, kita dapat mengerti ia akan menafsirkan dengan negatif tindakan
iman dan ketaatan. Karena roh pendakwa setan dilipatgandakan melalui sifat
kedagingan manusia, orang-orang Kristen yang taat akan menjadi sasaran dakwaan,
baik dari dalam maupun luar diri ( Roma 7 : 13-25 ).
Iblis
menularkan sifatnya kepada kita kepada mereka yang bergabung dengannya dalam
hal meragukan kebaikan Allah. Orang yang menolak kebenaran dan menjadi
“anak-anak iblis” menjadi begitu bengkok dan miring pikirannya sehingga
tindakan terbaik pun dari umat Allah seringkali dipandang berakar dari
kejahatan.
Kita
melihat jejak kejatuhan manusia yang digambarkan dalam sikap orang-orang Farisi
terhadap Yesus Kristus. Mereka menyebut anak Allah yang tidak berdosa ini
pemabuk dan pelahap, teman orang-orang tak bermoral, pembangkang hukum, tukang
tenun, pemberontak, an penghujat.
Setiap
orang tak merasakan kekuatan kuasa pendakwa menyadari betapa tak berdayanya
kita menahan godaan dan dakwaaannya dengan kekuatan kita sendiri. Kita bergitu
berkompromi dengan dosa dan motivasi-motivasi yang tidak murni sehingga dapat
dibingungkan, dilumpuhkan, dan bahkan didorong ke arah keputusasaan ketika kita
terbuka tehadap serangan tanpa ampun baik daging maupun roh kita. Jika buka
karena peran Kristus yang menyelamatkan dan melindungi, kita akan cepat kalah
terhadap dakwaan-dakwaan musuh kita.
Petrus
belajar dari hal ini dengan cara yang benar. Ketika kayakinan diri mendorongnya
untuk menyatakan keinginan untuk hidup dan mati bagi Kristus, Tuhan
memperingatkannya :
Simon, Simon, lihat iblis telah
membuka pintu bagi kita untuk menampi kami seperti gandum, tetapi Aku telah
berdoa untuk engkau supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau
sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” ( Lukas 22 : 31-32 ).
Setelah
tahu bahwa Petrus telah membuka pintu bagi iblis dengan keyakinan dirinya,
Yesus memberitahu apa yang akan dilakukan iblis dan berjanji untuk campur
tangan. Dakwaan-dakwaan iblis akan menampi Petrus seperti gandum,
membingungkannya, membuatnya merasa tak bermoral, dan memisahkannya dari iman,
seperti gandum dipisahkan dari sekam.
Petrus
benar-benar kehilangan nyalinya dan ia menyangkali Tuhan tiga kali. Tetapi
karena campur tangan Kristus, imannya tidak gugur. Inilah peringatan keras
terhadap keyakinan diri. Dosa dan kegagalan membuat kita harus berdiri di depan
Allah berdasarkan kebenaran Kristus ( Filipi 3 : 1-9 ; Titus 3-5 ), bukan
dengan kebenaran kita sendiri.Kitaperlu campur tangan-Nya yang tidak palsu atau
disasarkan pada motivasi yang tidak patut. Dia, hanya Dia sendiri, yang dapat
berkata “Penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun
atasdiri-Ku” ( Yohanes 14 : 30 ).
Tuhan
Yesus Memberkati
Bacaan Alkitab
:
Wahyu
12 : 10 Roma 7:
13 - 25
Ayub
1 : 6-12; 2 : 1-5 Lukas 22 : 31-32
Zakharia
3 : 1-10 Filipi 3 :
1-9
Titus
3 : 5 Yohanes
14 : 30
Sumber :
Seri Mutiara
Intan – Yayasan Gloria – 1998
Yogyakarta –
West Java
Indonesia
No comments:
Post a Comment