Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi tidak pernah berhasil dalam menenukan setan.
Peralatannya tidak akan pernah bisa mengukur atau membuktikan kenyataan adanya
makhluk-makhluk spiritual. Roh jahat diketahui melalui cara-cara lain.
M.
Scott Peck, seorang yang baru saja percaya adanya iblis, mengatakan bahwa ia
menjadi sadar akan dimensi spiritual kehidupan bukan melalui penyelidikan
secara ilmiah, tetapi melalui pergulatan dengan kenyataan adanya roh jahat
dalam hidup pasien-pasiennya. Ia menulis :
Saya tidak berharap untuk
meyakinkan pembaca tentang adanya setan. Petobat baru dalam Allah biasanya
menuntut adanya kontak langsung, pengalaman pribadi dengan Allah yang hidup.
Demikian pula dengan orang-orang yang baru percaya dengan adanya setan.
(The People of the Lie, Simon & Schuster, halaman 184)
Banyak
orang yang bersikeras hanya percaya kepada apa yang dapat dibuktikan secara
ilmiah, tidak pernah mengira betapa tidak konsistennya mereka. Hal-hal
terpenting dalam kehidupan kita bukanlah hal-hal yang dapat dibuktikan atau
tidak secara ilmiah. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi tidak dapat membuktikan
bahwa kasih terhadap keluarga dapat meyakinkan kita tentang kesahihan emosi
dalam merespon musik yang merdu atau berjalan melalui sebuah tempat dengan
pemandangan alam yang indah. Dibalik semua itu, Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
tidak dapat memberi standar mutlak tentang nilai atau moral.
Jelaslah
bahwa banyak hal yang tidak dapat diuji, diukur, dievaluasi, atau disangkal
oleh Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi. Kenyataan mengenai banyak dimensi atau
tingkatan-tingkatan yang melampaui Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dan harus
dipahami dengan cara yang berbeda. Cara sederhana untuk memahami
tingkatan-tingkatan dalam kenyataan tersebut adalah dengan berpikir secara Alkitabiah
dan bukan secara ilmiah melalui Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.
Seperti
tampak pada penjelasan diatas, hal-hal yang paling berarti tidak dapat
diselidiki oleh Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi sama sekali. Oleh karena itu,
orang Kristen tidak perlu malu dengan kenyataan bahwa ia memohon hikmat dari
Alkitab dan bukan dari Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi sebagai dasar terakhir
bagi apa yang ia percayai tentang setan.
Alkitab
sarat dengan petunjuk tentang iblis sehingga tidakmungkin memegang teguh iman
Kristen tanpa menerima kenyataan adanya setan. Keberadaannya diajarkan dalam
tujuh kitab Perjanjian Lama ( Kejadian, I Tawarikh, Ayub, Mazmur, Yesaya,
Yehezkiel, dan Zakharia ). Hal ini diteguhkan oleh setiap penulis Perjanjian
Baru. Yesus dengan jelas percaya akan keberadaan personal iblis. Kenyataannya
25 dari 29 pasal yang menunjuk pada setan dalam kitab injil. Kristuslah yang
berbicara. Jika ajaran dasar alkitabiah seperti itu ditolak karena dianggap
sebagai takhyul yang kadaluwarsa, maka kita memiliki alasan untuk
memeprtanyakan otoritas Alkitab dalam segala hal yang dikatakannya.
Tuhan
Yesus Memberkati
Bacaan Alkitab
:
Matius
4 : 1-11
Matius
13 : 39
Lukas
10 : 18
Lukas
11 : 18
Sumber :
Seri Mutiara
Intan – Yayasan Gloria – 1998
Yogyakarta –
West Java
Indonesia
No comments:
Post a Comment