Translate This Blog Into Your Own Language

Google Search

Wednesday, August 22, 2018

Bagaimanakah Cara Setan Menipu Kita?




Kehidupan iman dalam Yesus Kristus adalah suatu kehidupan yang penuh konflik. Yesus menunjuk Iblis sebagai musuh kita dan ia juga disebut lawan. Karena itu ia membenci umat Allah dan mencoba menghancurkan mereka. Ia melakukannya dengan stratergi penyusupan, penetralan dan pengrusakan.

Yesus mengingat bahwa musuh kita si iblis, menabur orang-orang kristen palsu diantara orang-orang kristen sejati. Beberapa “saudara-saudara” palsu langsung menyerang umat percaya sejati. Lainnya mencoba memasukkan injil yang salah dan hanya sekedar upacara dalam organisasi gereja. Meskipun demikian masih banyak lagi baik dalam gereja maupun lewat bidat, yang memalsukan kebenaran. Yesus yang menyebut lalang ini anak-anak si jahat menyatakan bahwa yang menabur mereka adalah iblis.


Meskipun disiplin gereja yang benar dapat menghilangkan beberapa penipu dan nabi-nabi palsu dari jemaat lokal, kita tidak dapat slalu mengatakan mana yang palsu diantara yang benar. Oleh sebab itu, tidaklah mungkin untuk membersihkan gereja secara tuntas dari agen-agen musuh. Meskipun demikian, kita perlu berjaga-jaga setiap waktu. Mengukur segala sesuatu dengan Firman Allah, menguji tidak hanya kata-kata saudara seiman, tetapi juga perilaku dan sikap mereka. Jika saudara menemukan roh kesombongan dan ketidakpatuhan, hati-hatilah. Tetapkan Firman Allah dengan penuh kerendahan hati dan ketulusan.


Setan adalah iblis yang kejam dan tak kenal ampun, yang tujuan utamanya menghancurkan umat manusia. Ia tidak boleh dipandang remeh. Petrus, yang belajar lewat pengalaman pribadi apa artinya ditampi setan, belakangan menyebut iblis sebagai musuh kita yang mengaum-aum seperti singa yang mencari orang untuk ditelannya.


Beberapa penafsir Alkitab menerjemahkan kata menelan secara harafiah. Mereka menunjukkan bahwa Petrus menulis surat kepada orang-orang yang berada di bawah aniaya yang mungkin tercobai untuk menyangkal imannya. Yang menarik, sepucuk surat dari seorang Kristen mula-mula telah ditemukan. Isinya menggambarkan rekan-rekannya yang pada mulanya menyangkal imannya tetapi kemudian bertobat dan berdiri teguh sebagai orang yang “ditelan” setan dan “dimuntahkan hidup-hidup.”


C.S. Lewis menggambarkan setan dan roh-roh jahat seperti digerakkan oleh semacam kelaparan. Ia juga menunjukkan bahwa orang yang mementingkan diri sendiri seringkali berusaha memperoleh kendali total atas teman-teman mereka. Ia membandingkan keinginan mereka untuk “menelan” kepribadian orang lain, dengan setan.


Untuk inilah setan menginginkan semua menjadi pengikutnya dan semua anak-anak hawa dan semua penghuni surga. Impiannya adalah suatu hari semua berada di dalamnnya dan semua yang berkata “saya” hanya dapat mengatakan hal itu melaluinya. ( The Screwtape Letters – Macmillan Publishing Company )


Tentu saja setan tidak diberi kuasa untuk menelan anak-anak Allah. Namun ia dapat mempengaruhi kita sampai tahap membuat kita melayani keinginannya. Oleh karena itu, setan adalah musuh kita yang cerdik, kejam, lapar dan selalu mencari mangsa. Sebagai musuh gereja, ia mencoba menabur orang-orang Kristen palsu diantara yang sejati. 

Kita harus berjaga-jaga melawan taktik ini. Dan kita harus membalas serangan itu dengan berbuat bagi Allah di mana saja kita ditempatkan. Sebagai musuh yang ingin menelan kita, ia akan menarik kita bagi dirinya dan membuat kita menjadi alatnya, kecuali kita bersikap serius terhadap kehidupan dan tetap berjaga-jaga.


Tuhan Jesus Memberkati



Bacaan Alkitab :      
Matius 13 : 39                Matius 18 : 15-17

Lukas 10 : 19                 II Timotius 2 : 24-26

I Petrus 5 : 8                   I Yohanes 4 : 1-6

Matius 13 : 24–30          Lukas 22 : 31-34, 54-62

II Korintus 11 : 26         Roma 10 : 1-3

Galatia I : 6-9                 Matius 13 : 38-39


Sumber :

Seri Mutiara Intan – Yayasan Gloria – 1998 

Yogyakarta – West Java

Indonesia

No comments:

Post a Comment