Kehidupan
iman dalam Yesus Kristus adalah suatu kehidupan yang penuh konflik. Yesus menunjuk
Iblis sebagai musuh kita dan ia juga disebut lawan. Karena itu ia membenci umat
Allah dan mencoba menghancurkan mereka. Ia melakukannya dengan stratergi
penyusupan, penetralan dan pengrusakan.
Yesus
mengingat bahwa musuh kita si iblis, menabur orang-orang kristen palsu diantara
orang-orang kristen sejati. Beberapa “saudara-saudara” palsu langsung menyerang
umat percaya sejati. Lainnya mencoba memasukkan injil yang salah dan hanya
sekedar upacara dalam organisasi gereja. Meskipun demikian masih banyak lagi
baik dalam gereja maupun lewat bidat, yang memalsukan kebenaran. Yesus yang
menyebut lalang ini anak-anak si jahat menyatakan bahwa yang menabur mereka
adalah iblis.
Meskipun
disiplin gereja yang benar dapat menghilangkan beberapa penipu dan nabi-nabi
palsu dari jemaat lokal, kita tidak dapat slalu mengatakan mana yang palsu
diantara yang benar. Oleh sebab itu, tidaklah mungkin untuk membersihkan gereja
secara tuntas dari agen-agen musuh. Meskipun demikian, kita perlu berjaga-jaga
setiap waktu. Mengukur segala sesuatu dengan Firman Allah, menguji tidak hanya
kata-kata saudara seiman, tetapi juga perilaku dan sikap mereka. Jika saudara
menemukan roh kesombongan dan ketidakpatuhan, hati-hatilah. Tetapkan Firman
Allah dengan penuh kerendahan hati dan ketulusan.
Setan
adalah iblis yang kejam dan tak kenal ampun, yang tujuan utamanya menghancurkan
umat manusia. Ia tidak boleh dipandang remeh. Petrus, yang belajar lewat
pengalaman pribadi apa artinya ditampi setan, belakangan menyebut iblis sebagai
musuh kita yang mengaum-aum seperti singa yang mencari orang untuk ditelannya.
Beberapa
penafsir Alkitab menerjemahkan kata menelan
secara harafiah. Mereka menunjukkan bahwa Petrus menulis surat kepada
orang-orang yang berada di bawah aniaya yang mungkin tercobai untuk menyangkal
imannya. Yang menarik, sepucuk surat dari seorang Kristen mula-mula telah
ditemukan. Isinya menggambarkan rekan-rekannya yang pada mulanya menyangkal
imannya tetapi kemudian bertobat dan berdiri teguh sebagai orang yang “ditelan”
setan dan “dimuntahkan hidup-hidup.”
C.S.
Lewis menggambarkan setan dan roh-roh jahat seperti digerakkan oleh semacam
kelaparan. Ia juga menunjukkan bahwa orang yang mementingkan diri sendiri
seringkali berusaha memperoleh kendali total atas teman-teman mereka. Ia
membandingkan keinginan mereka untuk “menelan” kepribadian orang lain, dengan
setan.
Untuk
inilah setan menginginkan semua menjadi pengikutnya dan semua anak-anak hawa
dan semua penghuni surga. Impiannya adalah suatu hari semua berada di dalamnnya
dan semua yang berkata “saya” hanya dapat mengatakan hal itu melaluinya. ( The Screwtape Letters – Macmillan Publishing
Company )
Tentu
saja setan tidak diberi kuasa untuk menelan anak-anak Allah. Namun ia dapat
mempengaruhi kita sampai tahap membuat kita melayani keinginannya. Oleh karena
itu, setan adalah musuh kita yang cerdik, kejam, lapar dan selalu mencari
mangsa. Sebagai musuh gereja, ia mencoba menabur orang-orang Kristen palsu
diantara yang sejati.
Kita harus berjaga-jaga melawan taktik ini. Dan kita
harus membalas serangan itu dengan berbuat bagi Allah di mana saja kita
ditempatkan. Sebagai musuh yang ingin menelan kita, ia akan menarik kita bagi
dirinya dan membuat kita menjadi alatnya, kecuali kita bersikap serius terhadap
kehidupan dan tetap berjaga-jaga.
Tuhan
Jesus Memberkati
Bacaan Alkitab
:
Matius 13 : 39 Matius 18 : 15-17
Lukas 10 : 19 II Timotius 2 : 24-26
I Petrus 5 : 8 I Yohanes 4 : 1-6
Matius 13 : 24–30 Lukas 22 : 31-34, 54-62
II Korintus 11
: 26 Roma 10 : 1-3
Galatia I : 6-9 Matius 13 : 38-39
Sumber :
Seri Mutiara
Intan – Yayasan Gloria – 1998
Yogyakarta –
West Java
Indonesia
No comments:
Post a Comment