Bagi beberapa orang,
membanding-bandingkan penghasilan yang diterimanya dengan teman sekantor adalah
sesuatu yang menyenangkan. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Paris
School of Economics justru menyatakan bahwa hal itu cenderung membuat orang tertekan
dan tidak merasa bahagia. Profesor Cary Cooper, Pakar Psikologi di Lancester
University Management School, mengatakan bahwa mereka yang terus menerus
membandingkan diri dengan orang lain cenderung tidak yakin pada diri sendiri. “Perbedaan gaji d iantara teman sekolah atau
universitas sangat merusak. Hal ini karena saudara akan selalu berpikir,
saudara dan teman saudara memiliki kesempatan yang sama, dan ternyata rekan
saudara memperoleh sesuatu yang lebih baik dari saudara. Akhirnya, saudara akan
menganggap diri saudara tidak kompeten,” katanya mengingatkan.
Bukan hanya soal gaji,
banyak orang juga ternyata kerap membanding-bandingkan berkat yang diterima-Nya
dari Tuhan. Sama seperti dampak membanding-bandingkan gaji,
membanding-bandingkan berkat juga mengakibatkan pelakunya tidak merasa puas
dengan apa yang diterimanya. Akibatnya mereka tidak mampu mensyukuri berkat dan
justru menjadi orang-orang yang tamak.
Untuk menghindarkan
diri dari rasa ketidakpuasan atas apa yang telah kita terima, setidaknya ada
dua sikap yang harus kita miliki. Pertama,
percayalah bahwa Tuhan akan mencukupi
segala kebutuhan kita ( Fil 4 : 19 ). Beberapa orang mungkin akan berkata,
“Bagaimana mingkin itu dapat terjadi sementara dengan usaha yang paling keras
pun penghasilan saya tergolong kecil?” Sebuah pertayaan yang bagus. Namun kita
harus ingat bahwa penghasilan dalam
bentuk keuangan yang kita terima bukanlah satu-satunya cara Tuhan untuk
memberkati kita. Masih ada berkat-berkat lainnya dari Tuhan yang dapat kita
syukuri seperti kesehatan, kebahagiaan dan sukacita, keharmonisan rumah tangga
dan sebagainya. Kedua, selalu mengucap syukurlah dengan apa yang
kita terima meskipun itu dalam jumlah yang kecil atau dalam bentuk yang sederhana
sekalipun. Berapapun jumlahnya atau besarnya atau bagaimanapun bentuk
berkatnya, ingatlah bahwa berkat yang
kita terima itu adalah hasil dari apa yang telah kita tabur.
Orang lain
boleh mengurangi bagian kita, tetapi jika itu adalah berkat yang datangnya dari
Tuhn yang memang sudah seharusnya kita terima, maka keadilan Tuhan akan selalu
nyata dan terbukti bagi kita.
Tuhan Yesus Memberkati
Bacaan
Alkitab
Fil 4 : 19
Luk 3 : 14
Sumber
:
Buku Renungan Malam –
Penerbit ANDI - Yogyakarta