Translate This Blog Into Your Own Language

Google Search

Tuesday, May 21, 2019

Pemimpin atau Pengikut



Seorang teman dekat Gandhi bertanya, “Jika kau begitu mengagumi Kristus, mengapa kau tak mau menjadi orang Kristen?” Konon Gandhi menjawab, “Bila aku bertemu dengan seorang kristiani yang benar-benar mengikut Kristus, aku akan mempertimbangkannya”.

Namun, bukankah itu yang diharapkan dari seorang kristiani, untuk dapat mengikuti Kristus? JoeStowell, mantan pimpinan Moody Bible Institute menulis dalam bukunya Following Christ, “Banyak di antara kita yang menghidupi iman kita seolah-olah Kristus hadir untuk mengikuti kita. Bahkan kita percaya bahwa Kristus hadir untuk memenuhi kebutuhan kita.....bentuk tersamar dari agama yang melayani diri sendiri ini menempatkan Kristus hanya sebagai salah satu kebutuhan hidup, yang dapat menambah dan memberi daya pada impian-impian kita.”

Ketika Yesus memanggil murid-murid untuk mengikuti-Nya, Dia menghendaki agar Dialah yang memimpin serta mengarahkan mereka, dan mereka mengikuti-Nya (Lukas 5 : 27 ). Seperti para murid itu, kita harus meninggalkan keinginan kita, taat kepada-Nya dan memilih untuk “kehilangan” nyawa bagi-Nya ( Lukas 17 : 33 ).

Bila tak direnungkan dengan sungguh-sungguh, hal ini mungkin terdengar mudah dilakukan.Namun kenyataannya, kita tidak mungkin melakukannya sendiri. Hanya dengan memilih untuk melepaskan rencana-rencana kita sendiri setiap hari dan mempercayai pimpinan Roh Kudus, kita dapat bekerja sama dengan Dia yang berkarya dalam hidup kita.

Demikianlah cara Tuhan mengajar kita agar menjadi pengikut-Nya yang taat, dan bukannya menjadi pemimpin. Ingatlah selalu bahwa agar dapat membawa orang lain kepada Yesus Kristus, kita harus pebih dulu belajar untuk dapat menjadi pengikut-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati

Bacaan Alkitab:
Lukas 5 : 27 – 32
Lukas 17 : 33 

Sumber :
Buku Renungan Harian edisi bulan Mei 2016

No comments:

Post a Comment