Seorang teman dekat Gandhi bertanya, “Jika kau begitu
mengagumi Kristus, mengapa kau tak mau menjadi orang Kristen?” Konon Gandhi
menjawab, “Bila aku bertemu dengan seorang kristiani yang benar-benar mengikut
Kristus, aku akan mempertimbangkannya”.
Namun, bukankah itu yang diharapkan dari seorang kristiani,
untuk dapat mengikuti Kristus? JoeStowell, mantan pimpinan Moody Bible Institute menulis dalam bukunya Following Christ, “Banyak
di antara kita yang menghidupi iman kita seolah-olah Kristus hadir untuk
mengikuti kita. Bahkan kita percaya bahwa Kristus hadir untuk memenuhi
kebutuhan kita.....bentuk tersamar dari agama yang melayani diri sendiri ini
menempatkan Kristus hanya sebagai salah satu kebutuhan hidup, yang dapat
menambah dan memberi daya pada impian-impian kita.”
Ketika Yesus memanggil murid-murid untuk mengikuti-Nya, Dia
menghendaki agar Dialah yang memimpin serta mengarahkan mereka, dan mereka
mengikuti-Nya (Lukas 5 : 27 ). Seperti para murid itu, kita harus meninggalkan
keinginan kita, taat kepada-Nya dan memilih untuk “kehilangan” nyawa bagi-Nya (
Lukas 17 : 33 ).
Bila tak direnungkan dengan sungguh-sungguh, hal ini mungkin
terdengar mudah dilakukan.Namun kenyataannya, kita tidak mungkin melakukannya
sendiri. Hanya dengan memilih untuk melepaskan rencana-rencana kita sendiri
setiap hari dan mempercayai pimpinan Roh Kudus, kita dapat bekerja sama dengan
Dia yang berkarya dalam hidup kita.
Demikianlah cara Tuhan mengajar kita agar menjadi
pengikut-Nya yang taat, dan bukannya menjadi pemimpin. Ingatlah selalu bahwa
agar dapat membawa orang lain kepada Yesus Kristus, kita harus pebih dulu
belajar untuk dapat menjadi pengikut-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati
Bacaan Alkitab:
Lukas 5 : 27 – 32
Lukas 17 : 33
Sumber :
Buku Renungan Harian edisi bulan Mei
2016
No comments:
Post a Comment