Jemaat menyimak dengan sungguh-sungguh pada saat seorang
pendeta memulai doanya dengan kalimat : “Bapa kami yang di surga....” Tiba-tiba
saja,kalimat sang pendeta seperti disahut olehsuara yang berkata, “Hallo, sobat
baik!”
Para jemaat mulai tertawa ketika mereka mulai menyadari bahwa
suara itu ternyata berasal dari sebuah alat komunikasi yang menangkap kata-kata
seorang sopir truk yang sedang berbicara di radio panggilnya. Tidak banyak yang
dapat dicapai pada kebaktian hari itum sebab jemaat terus tertawa geli
mengingat suara yang membuat mereka berpikit bahwa Tuhan sedang menjawab doa
sang pendeta dengan menyebutnya “sobat baik”.
Musa mengerti dengan baik bagaimana rasanya ketika menjadi
seorang sahabat dari Tuhan, yaitu menjalin relasi yang melebihi hubungan
pertemanan biasa. Tuhan kerap berbicara kepada Musa “dengan berhadapan muka
seperti seorang manusia berbicara kepada temannya” ( Keluaran 33 : 11 ).
Abraham, bapa bangsa bangsa juga disebut sebagai sahabat dari Tuhan ( 2 Tawarikh
20 : 7 ).
Namun, apakah anda dan saya dapat menjadi sahabat Tuhan?
Dalam bacaaan alkitab kali ini, Yesus adalah terladan yang tertinggi dalam
menjalin persahabatan yang penuh kasih, Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai
sahabat ( Yohanes 15 : 13- 15 ). Dia berkata dengan sungguh-sungguh “Kamu
adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu” (
Yohanes 15 : 14 ).
Dan apakah perintah-Nya bagi kita? Yaitu agar kita
mengasihi-Nya dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi
diri kita sendiri ( Markus 12 : 30 – 31 ). Begitulah cara kita untuk dapat
menjadi sahabat dari Tuhan. Ingatlah bahwa sahabat terbaik di dunia hanyakah
seperti bayang-bayang apabila dibandingkan dengan persahabatan dengan Yesus.
Tuhan Yesus Memberkati
Bacaan Alkitab :
Yohanes 15 : 9 -14
Keluaran 33 : 11
2 Tawarikh 20 : 7
Markus 12 : 30 – 31
Sumber :
Buku Renungan Harian edisi bulan Mei
2016
loading...