Banyak
umat kristiani yang mengetahui kalau Tuhan hadir di atas puji-pujian ( Mat 22 :
4 ). Ini memang benar, namun ada kebenaran lain yang jarang diketahui oleh
mereka. Kebenaran itu adalah peperangan
rohani sanggup menghadirkan Kerajaan Allah. Kiranya kebenaran ini dapat
menambah wawasan rohani kita.
Lalu
dimanakah perbedaan diantara keduanya? Puji-pujian menghadirkan sosok-Nya.
Hanya ada manusia dan Tuhan yang terlibat di dalam puji-pujian. Dengan
mulutnya, manusia mengekspresikan emosinya melalui kidung pengagungan.
Sedangkan, peperangan rohani
menghadirkan kerajaan-Nya, suatu kawasan adikodrati yang tidak hanya melibatkan
Tuhan tetapi juga para malaikat-Nya. Saat
peperangan rohani, manusia, Tuhan dan juga iblis ikut terlibat di dalamnya.
Dengan mulutnya, manusia dapat mengusir iblis. Dengan kata lain, dengan mulut
yang sama juga, manusia menggunakannya untuk mengagungkan Tuhan dan mengusir
iblis. Secara jelas, dalam peperangan rohani, Kerajaan Allah dan Kerajaan Iblis
saling berhadapan dan terjadi peperangan. Persamaannya adalah, Tuhan selalu hadir dan berperan baik dalam
puji-pujian maupun dalam peperangan rohani.
Disaat
terjadi peperangan rohani tersebut, mereka saling bahu membahu dan bekerja sama
untuk mengalahkan musuhnya. Jika dalam satu kerajaan terjadi perpecahan atau
perselisihan, selain dapat menghancurkan diri sendiri, juga akan menguntungkan
pihak musuh sehingga mereka dapat memenangkan pertempuran. Hanya dengan sedikit
tenaga saja, mereka dapat mengalahkan kerajaan yang sudah terpecah tersebut.
Jadi, dalam peperangan rohani, prinsip kesatuan dan persatuan sangatlah penting
dan dibutuhkan.
Namun
sayangnya, prinsip ini tidak terjadi pada manusia. Dalam teks tersebut, ada
perbedaan pendapat antara pendapat umum dan orang Farisi. Ketika Yesus
menyembuhkan orang yang bisu dan tuli karena kerasukan setan, banyak orang yang
takjub dan berkomentar bahwa Yesus agaknya Anak Daud. Sementara orang Farisi berkomentar bahwa Yesus
mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Saat itu juga, Yesus
menyanggah dan meluruskan pendapat yang keliru dari orang Farisi tersebut.
Dengan kata lain, jika tak ada sanggahan dari pendapat orang banyak itu,
sesungguhnya Yesus sedang memberi apresiasi terhadap pendapat mereka.
Dari
sini, hikmat yang dapat diambil adalah
prinsip kesatuan dan persatuan perlu ditegakkan di dalam melakukan peperangan
rohani.
Tuhan
Yesus Memberkati
Bacaan Alkitab :
Mat
22 : 4
Sumber :
Buku
Renungan Malam – Penerbit ANDI - Yogyakarta
Artikel Terkait :
Artikel Terkait :
No comments:
Post a Comment