Beberapa bulan setelah terjadi
gelombang Tsunami Asia yang sangat merusak di bulan Desember 2004, muncul
sebuah kisah mngagumkan tentang penduduk Pulau Simuelue yang selamat dari
bencana Tsunami tersebut. Pulau itu adalah daratan berpenduduk yang paling
dekat dengan pusat gempa.
Sebuah berita melaporkan bahwa dari
seluruh penduduk pulau terpencil indonesia yang berjumlah 75.000 jiwa itu,
hanya 7 orang yang meninggal ketika terjadi gelombang Tsunami setinggi 9 meter
yang melanda pulau tersebut setengah jam setelah terjadi gempa bumi. Selama
puluhan tahun, penduduk itu telah mendengar kisah yang diceritakan nenek moyang
mereka tentang gelombang-gelombang laut raksasa yang telah membinasakan ribuan
orang di pulau tersebut pada tahun 1907. Jadi saat tanah di tempat tinggal
mereka berguncang dan air laut surut dari pantai, para penduduk mulai teringat
dengan peringatan dari nenek moyang mereka dan melarikan diri ke dataran yang
lebih tinggi untuk menyelamatkan diri dari bencana gelombang Tzunami yang
dahsyat.
1 Korintus 10 menggambarkan bencana
rohani yang dapat kita hindari. Setelah rakyat israel dibebaskan dari
perbudakan di Mesir, mereka selalu berpaling dari Tuhan. Paulus mengutarakan
legi kelemahan mereka yang selalu terulang dan akibat-akibat yang mencelakakan
mereka dengan menulis : “Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi
kita....dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita” ( 1 Korintus 10 : 6
). Kegagalan mereka dicatat agar kita dapat terhindar dari bencana yang akan
terjadi bila kita tidak taat.
Apabila ada tanda-tanda yang
memperingatkan hidup kita hari ini, itu berarti sudah saatnya kita lari
meninggalkan dosa yang akan membinasakan diri kita dan menuju tempat yang lebih
tinggi untuk memperoleh berkat pengampunan dari Tuhan. Ingatlah selalu bahwa
dengan memperhatikan peringatan Tuhan, maka kita akan terhindar dari bencana.
Tuhan Yesus Memberkati
Bacaan Alkitab :
1 Korintus 10 : 5 – 11
Sumber :
Buku Renungan Harian - Edisi Bulan Mei
2016
No comments:
Post a Comment