Translate This Blog Into Your Own Language

Google Search

Sunday, September 9, 2018

Suamiku Adalah Tuanku




Zaman sekarang tidak ada lagi konsep isteri harus memanggil suami dengan sebutan “Tuan / Lord”. Sara memanggil Abraham dengan sebutan Tuan ( Kejadian 18 : 12 ) sebagai ekspresi “ketaatan / tunduk” terhadap suami. Perjanjian baru mencatat dua hal tentang teladan Sara, yaitu iman ( Ibrani 11 : 11 ) dan ketaatan pada suami ( 1 Petrus 3 : 6 ). Hal itu yang membuat rencana terbaik Tuhan digenapi baginya, yaitu menjadi “Ibu” dari bangsa-bangsa.

Sara bukanlah seorang wanita yang lemah, bodoh, tidak mandiri dan harus bergantung sepenuhnya pada suami. Orang tuanya memberi nama “Sarai” yang artinya “Puteri / Princess”, Hal ini menggambarkan Sara adalah seorang wanita cantik, kecantikan yang luar biasa terbukti. Di usianya yang 65 taun, kecantikan Sara masih dapat memikat pria, bukan hanya di mata suami tetapi juga di mata orang mesir, para pegawai istana dan bahkan Raja Firaun ( Kejadian 12 : 12-16 ). Sara juga tumbuh dalam lingkup budaya yang baik dan mendapat pendidikan yang baik. Allah merubah namanya menjadi Sarai, jadi konotasi “Puteri / Princess” tetap ada dan ditambah dengan arti “Ibu dari bangsa-bangsa”.

Sara adalah wanita yang memiliki kecantikan bak puteri, intelektual yang setara dengan pria dan kemampuan untuk hidup mandiri. Sara memiliki potensi untuk menjadi isteri yang mendominasi suami. Dia bisa mengambil alih atau menyabotase rencana Tuhan bagi suaminya. Namun Sara tidak melakukannya. Ketika Sara menikah, Sara mengambi keputusan bahwa misi hidupnya adalah untuk menolong suaminya memenuhi janji Tuhan bagi keluarganya.

Iman kepada Tuhan disertai dengan tunduk terhadap suami menjadi kunci keberhasilan Sara sehingga menjadi Ibu bagi bangsa-bangsa. Isteri yang tunduk pada dasarnya adalah isteri yang beriman bahwa Tuhan sedang bekerja melalui suaminya untuk menggenapi yang terbaik buat keluarganya. Iman Sara terhadap Tuhan dibuahkan dalam ketaatan kepada Abraham. Sara percaya, bahwa suami adalah kepala keluarga, di atas suami haruslah Allah dan bukan isteri. Itulah sebabnya Sara memanggil Abraham “Tuan”, bukan karena Abraham suami yang sempurna, tetapi karena Sara memiliki iman kepada janji Tuhan yang diberikan kepada Abraham sebagai seorang Kepala Keluarga. Tunduk kepada suami dengan mata iman menunjukkan bahwa dia sedang tunduk kepada Allah.

Jika saudara ingin menjadi suami yang menjadi Tuan bagi isterimu, maka jadikanlah Tuhan sebagai kepalamu. Jika saudara ingin menjadi isteri yang bisa tunduk kepada suamimu, maka jadikanlah Tuhan sebagai kepalamu, sebab Dialah kepala dari segala ciptaan dan kita semua adalah bagian dari anggota tubuhnya. Mulai sekarang praktekkanlah kehidupan yang saling menghormati dan menghargai antar sesama anggota keluarga saudara. Ingatlah bahwa buah dari perebutan dominasi antara suami dan isteri adalah “Perceraian”.

Tuhan Yesus Memberkati

Bacaaan Alkitab :
Kejadian 18 : 12
Ibrani 11 : 11
1 Petrus 3 : 6
Kejadian 12 : 12-16

No comments:

Post a Comment